<a href="http://hilmantan.blogspot.com/">Hilmantan.com - Tempat Kumpulnya Manusia-Manusia Kesepian</a> <a href="http://example.com">The Amazing World of Gumball: Tontonan yang Cocok Buat Para Jomblo!</a> <a href="http://hilmantan.blogspot.com/2014/03/visiting-jogja-part-1.html">Visiting Jogja! - Field Report Si Mantan Waktu ke Jogja</a> <a href="http://example.com">Kairosoft: Game Addictive Untuk Smartphone</a>

Sikap Menghargai Waktu

Unknown | 09:47 |


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hai, perkenalkan Nama saya Hilman Nugroho terlahir di Depok pada tanggal 22 Maret 1995, anak kedua dari tiga bersaudara, dan anak laki-laki satu-satunya di keluarga. Saat ini diumur saya yang 22 tahun saya adalah mahasiswa semester 8 di salah satu perguruan swasta di Depok yaitu Universitas Gunadarma. Pada tulisan kali ini saya akan menerangkan pengalaman saya mengenai sikap menghargai waktu.
Situasi mengenai sikap saya menghargai waktu pernah saya alami pada semasa kuliah saya di semester 6, pada waktu itu sudah dimulainya mahasiswa jurusan Teknik Informatika untuk pembuatan Penulisan Ilmiah, pada waktu itu saya baru tahu bahwa berkuliah di gunadarma di wajibkan untuk membuat penulisan sebelum masuk tingkat akhir, saya kira hanya ada tugas akhir/skripsi di semester akhir. Oleh karena ketidaktahuan saya tersebut maka saya kurang siap untuk memikirkan ide dalam pembuatan penulisan ilmiah tersebut.
Dan yang membuat saya lebih tidak siap lagi karena pada semester 6 tersebut sedang ada praktikum mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer dimana project yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 Minggu. Belum lagi ditambah dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk, pada kondisi tersebut saya benar-benar bingung harus mengerjakan yang mana dulu untuk diselesaikan hingga bisa dibilang pada saat itu adalah puncak stress saya yang tertinggi semasa hidup saya.
Tugas pun makin semakin memburuk ketika ide penulisan ilmiah mengenai AR (Augmented Reality) serba-serbi Kota Depok saya ditolak oleh dosen pembimbing saya, padahal bab 1 sudah saya kerjakan dan pikirkan dengan matang-matang tetapi tidak sesuai dengan kemauan dosen pembimbing saya. Maka daripada itu saya mesti memutar otak kembali dan itu membuat saya sangat pusing karena saya sama sekali belum ada terpikirkan untuk membuat sesuatu yang lain. Tugas makin banyak kemudian harus sambil memikirkan sebuah ide merupakan kombinasi yang membuat pikiran menjadi kacau. Sampai pada diujung pikiran, saya memiliki ide “apa pi buat game aja ya mumpung praktikum juga lagi bahas game”, saat ide itu muncul langsung lah saya tuangkan dalam bab 1 dan saya serahkan ke dosen pembimbing saya dan diterimalah ide saya tersebut. Tapi hal tersebut ternyata adalah keputusan terburuk yang pernah saya buat.
Kenapa hal tersebut merupakan keputusan terburuk saya karena membuat game ini seharusnya dikerjakan oleh beberapa orang, pekerjaan seperti pembuatan object, animasi, rigging, dan script semua hal tersebut harus saya kerjakan sendiri benar-benar memusingkan dan menyita waktu belum lagi untuk project praktikum yang deadlinenya tinggal seminggu, jadi pada saat itu saya harus mengerjakan 2 project sekaligus dengan tema yang sama, yaitu game! Ya game! Yang seharusnya game itu menyenangkan untuk dimainkan ternyata tidak terlalu menyenangkan dalam pembuatannya. Dan juga hal tersebut menjadi teramat membosankan karena setiap hari saya harus berkutat dengan tugas yang sama. Karena tugas yang membosankan inilah timbul rasa bosan dan akhirnya waktu yang saya punya terkadang saya sia-siakan untuk bermain game, jalan-jalan, dan sebagainya yang akhirnya waktu yang saya punya untuk menyelesaikan tugas tersebut menjadi sedikit.
Dari beberapa pekerjaan yang sudah saya sebutkan diatas saya harus berpikir ulang untuk memanfaatkan waktu saya, oleh karena itu waktu yang saya punya saya totalitaskan ke tugas-tugas tersebut saya prioritaskan kepada tugas yang memiliki tengat waktu terdekat, ini merupakan bentuk rasa penyesalan saya karena sudah membuang-buang waktu yang ada dan karena dikejar waktu timbul rasa setres karena takut tugas tidak selesai pada waktunya.
Dengan pengalaman saya ini menunjukan bahwa waktu sangat berharga.