<a href="http://hilmantan.blogspot.com/">Hilmantan.com - Tempat Kumpulnya Manusia-Manusia Kesepian</a> <a href="http://example.com">The Amazing World of Gumball: Tontonan yang Cocok Buat Para Jomblo!</a> <a href="http://hilmantan.blogspot.com/2014/03/visiting-jogja-part-1.html">Visiting Jogja! - Field Report Si Mantan Waktu ke Jogja</a> <a href="http://example.com">Kairosoft: Game Addictive Untuk Smartphone</a>

Pekerjaan yang Menumpuk dan Membosankan

Unknown | 10:05 | | | |


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hai, perkenalkan Nama saya Hilman Nugroho terlahir di Depok pada tanggal 22 Maret 1995, anak kedua dari tiga bersaudara, dan anak laki-laki satu-satunya di keluarga. Saat ini diumur saya yang 22 tahun saya adalah mahasiswa semester 8 di salah satu perguruan swasta di Depok yaitu Universitas Gunadarma. Dalam 22 tahun kehidupan saya banyak sekali pengalaman-pengalaman yang sudah saya alami, salah satunya yaitu saat dihadapkan dengan pekerjaan yang menumpuk dan juga membosankan. Pada catatan ini saya akan menceritakan situasi tersebut.
Pekerjaan yang menumpuk memang terasa berat untuk diselesaikan semua dan tidak sedikit orang pasti kesal, karena waktu santai mereka harus direlakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Terlebih lagi jika situasi yang kita alami sangat membosankan. Situasi seperti ini pernah saya alami pada semasa kuliah saya di semester 6, pada waktu itu sudah dimulainya mahasiswa jurusan Teknik Informatika untuk pembuatan Penulisan Ilmiah, pada waktu itu saya baru tahu bahwa berkuliah di gunadarma di wajibkan untuk membuat penulisan sebelum masuk tingkat akhir, saya kira hanya ada tugas akhir/skripsi di semester akhir. Oleh karena ketidaktahuan saya tersebut maka saya kurang siap untuk memikirkan ide dalam pembuatan penulisan ilmiah tersebut.
Dan yang membuat saya lebih tidak siap lagi karena pada semester 6 tersebut sedang ada praktikum mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer dimana project yang harus diselesaikan adalah pembuatan game dimana sangat menyita waktu saya. Belum lagi ditambah dengan tugas-tugas kuliah yang menumpuk, pada kondisi tersebut saya benar-benar bingung harus mengerjakan yang mana dulu untuk diselesaikan hingga bisa dibilang pada saat itu adalah puncak stress saya yang tertinggi semasa hidup saya.
Tugas pun makin semakin memburuk ketika ide penulisan ilmiah mengenai AR (Augmented Reality) serba-serbi Kota Depok saya ditolak oleh dosen pembimbing saya, padahal bab 1 sudah saya kerjakan dan pikirkan dengan matang-matang tetapi tidak sesuai dengan kemauan dosen pembimbing saya. Maka daripada itu saya mesti memutar otak kembali dan itu membuat saya sangat pusing karena saya sama sekali belum ada terpikirkan untuk membuat sesuatu yang lain. Tugas makin banyak kemudian harus sambil memikirkan sebuah ide merupakan kombinasi yang membuat pikiran menjadi kacau. Sampai pada diujung pikiran, saya memiliki ide “apa pi buat game aja ya mumpung praktikum juga lagi bahas game”, saat ide itu muncul langsung lah saya tuangkan dalam bab 1 dan saya serahkan ke dosen pembimbing saya dan diterimalah ide saya tersebut. Tapi hal tersebut ternyata adalah keputusan terburuk yang pernah saya buat.
Kenapa hal tersebut merupakan keputusan terburuk saya karena membuat game ini seharusnya dikerjakan oleh beberapa orang, pekerjaan seperti pembuatan object, animasi, rigging, dan script semua hal tersebut harus saya kerjakan sendiri benar-benar memusingkan dan menyita waktu belum lagi untuk project praktikum yang deadlinenya tinggal seminggu, jadi pada saat itu saya harus mengerjakan 2 project sekaligus dengan tema yang sama, yaitu game! Ya game! Yang seharusnya game itu menyenangkan untuk dimainkan ternyata tidak terlalu menyenangkan dalam pembuatannya. Dan juga hal tersebut menjadi teramat membosankan karena setiap hari saya harus berkutat dengan tugas yang sama.
Tidak hanya sampai situ saja pekerjaan saya, jadi pada saat itu juga saya menerima pesan dari salah satu anggota BEM FTI yang meminta untuk dibuatkan design untuk acara IT Festival. Karena menurut saya tawaran tersebut baik untuk fortofolio saya dan juga terdapat upah maka saya terima. Makin menumpuk lah pekerjaan saya hingga saya forsir tubuh saya pada puncaknya dan tingkat setress yang tinggi hingga akhirnya tubuh saya bereaksi dengan naiknya asam lambung dan akhirnya lambung saya terkena maagh akut. Dan akhirnya pekerjaan-pekerjaan tersebut sedikit terabaikan karena kondisi saya, karena jika saya setress sedikit saja perut saya akan terasa sakit.
Karena kondisi tersebut akhirnya saya break sebentar dari rutinitas pekerjaan. Karena stress yang berada dipuncak membuat saya malah sakit. Untuk memulihkan tingkat stress saya maka saya memutuskan untuk berlibur dan refreshing dengan jalan-jalan ke alam dengan bersama teman-teman saya, pada saat itu kami mengunjungi air terjun yang masih alami di daerah Bogor, dan hal tersebut ternyata sangat membantu! Pikiran saya jadi lebih jernih dan fokus. Hal tersebut akhirnya menjadi kiat atau solusi saya ketika pikiran runyam dan setress akibat tugas yang menumpuk.
Selesai refreshing kemudian saya memikirkan untuk me re-scedule ulang pekerjaan saya yang sebelumnya berantakan, dan juga sesekali untuk break atau istirahat dengan hiburan seperti film, wisata kuliner dan sebagainya dan hal tersebut sangat membantu, dari hal tersebut saya simpulkan jika hati kita senang maka pekerjaan-pekerjaan yang menumpuk jadi tidak terasa dan juga jangan lupa dalam memanage waktu agar tidak terlalu fokus pada pekerjaan saja.