Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Hai,
perkenalkan Nama saya Hilman Nugroho terlahir di Depok pada tanggal 22 Maret
1995, anak kedua dari tiga bersaudara, dan anak laki-laki satu-satunya di
keluarga. Saat ini diumur saya yang 22 tahun saya adalah mahasiswa semester 8
di salah satu perguruan swasta di Depok yaitu Universitas Gunadarma. Dalam 22
tahun kehidupan saya banyak sekali pengalaman-pengalaman yang sudah saya alami,
salah satunya yaitu saat dihadapkan dengan pekerjaan yang menumpuk dan juga
membosankan. Pada catatan ini saya akan menceritakan situasi tersebut.
Pekerjaan
yang menumpuk memang terasa berat untuk diselesaikan semua dan tidak sedikit
orang pasti kesal, karena waktu santai mereka harus direlakan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Terlebih lagi jika situasi yang kita alami
sangat membosankan. Situasi seperti ini pernah saya alami pada semasa kuliah
saya di semester 6, pada waktu itu sudah dimulainya mahasiswa jurusan Teknik
Informatika untuk pembuatan Penulisan Ilmiah, pada waktu itu saya baru tahu bahwa
berkuliah di gunadarma di wajibkan untuk membuat penulisan sebelum masuk
tingkat akhir, saya kira hanya ada tugas akhir/skripsi di semester akhir. Oleh
karena ketidaktahuan saya tersebut maka saya kurang siap untuk memikirkan ide
dalam pembuatan penulisan ilmiah tersebut.
Dan
yang membuat saya lebih tidak siap lagi karena pada semester 6 tersebut sedang
ada praktikum mata kuliah Interaksi
Manusia dan Komputer dimana project yang harus diselesaikan adalah
pembuatan game dimana sangat menyita waktu saya. Belum lagi ditambah dengan
tugas-tugas kuliah yang menumpuk, pada kondisi tersebut saya benar-benar
bingung harus mengerjakan yang mana dulu untuk diselesaikan hingga bisa
dibilang pada saat itu adalah puncak stress saya yang tertinggi semasa hidup
saya.
Tugas
pun makin semakin memburuk ketika ide penulisan ilmiah mengenai AR (Augmented
Reality) serba-serbi Kota Depok saya ditolak oleh dosen pembimbing saya,
padahal bab 1 sudah saya kerjakan dan pikirkan dengan matang-matang tetapi
tidak sesuai dengan kemauan dosen pembimbing saya. Maka daripada itu saya mesti
memutar otak kembali dan itu membuat saya sangat pusing karena saya sama sekali
belum ada terpikirkan untuk membuat sesuatu yang lain. Tugas makin banyak
kemudian harus sambil memikirkan sebuah ide merupakan kombinasi yang membuat
pikiran menjadi kacau. Sampai pada diujung pikiran, saya memiliki ide “apa pi
buat game aja ya mumpung praktikum juga lagi bahas game”, saat ide itu muncul langsung
lah saya tuangkan dalam bab 1 dan saya serahkan ke dosen pembimbing saya dan
diterimalah ide saya tersebut. Tapi hal tersebut ternyata adalah keputusan
terburuk yang pernah saya buat.
Kenapa
hal tersebut merupakan keputusan terburuk saya karena membuat game ini
seharusnya dikerjakan oleh beberapa orang, pekerjaan seperti pembuatan object,
animasi, rigging, dan script semua hal tersebut harus saya kerjakan sendiri
benar-benar memusingkan dan menyita waktu belum lagi untuk project praktikum
yang deadlinenya tinggal seminggu, jadi pada saat itu saya harus mengerjakan 2
project sekaligus dengan tema yang sama, yaitu game! Ya game! Yang seharusnya
game itu menyenangkan untuk dimainkan ternyata tidak terlalu menyenangkan dalam
pembuatannya. Dan juga hal tersebut menjadi teramat membosankan karena setiap
hari saya harus berkutat dengan tugas yang sama.
Tidak
hanya sampai situ saja pekerjaan saya, jadi pada saat itu juga saya menerima
pesan dari salah satu anggota BEM FTI yang meminta untuk dibuatkan design untuk
acara IT Festival. Karena menurut saya tawaran tersebut baik untuk fortofolio
saya dan juga terdapat upah maka saya terima. Makin menumpuk lah pekerjaan saya
hingga saya forsir tubuh saya pada puncaknya dan tingkat setress yang tinggi
hingga akhirnya tubuh saya bereaksi dengan naiknya asam lambung dan akhirnya lambung
saya terkena maagh akut. Dan akhirnya pekerjaan-pekerjaan tersebut sedikit
terabaikan karena kondisi saya, karena jika saya setress sedikit saja perut
saya akan terasa sakit.
Karena
kondisi tersebut akhirnya saya break sebentar dari rutinitas pekerjaan. Karena
stress yang berada dipuncak membuat saya malah sakit. Untuk memulihkan tingkat
stress saya maka saya memutuskan untuk berlibur dan refreshing dengan
jalan-jalan ke alam dengan bersama teman-teman saya, pada saat itu kami
mengunjungi air terjun yang masih alami di daerah Bogor, dan hal tersebut
ternyata sangat membantu! Pikiran saya jadi lebih jernih dan fokus. Hal
tersebut akhirnya menjadi kiat atau solusi saya ketika pikiran runyam dan
setress akibat tugas yang menumpuk.
Selesai
refreshing kemudian saya memikirkan untuk me re-scedule ulang pekerjaan saya
yang sebelumnya berantakan, dan juga sesekali untuk break atau istirahat dengan
hiburan seperti film, wisata kuliner dan sebagainya dan hal tersebut sangat
membantu, dari hal tersebut saya simpulkan jika hati kita senang maka
pekerjaan-pekerjaan yang menumpuk jadi tidak terasa dan juga jangan lupa dalam
memanage waktu agar tidak terlalu fokus pada pekerjaan saja.