Sebelum kita membahas perbandingan keduanya kita harus pahami dulu apa itu Masyarakat. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Lalu apa perbedaan antara masyarakat di kota dan desa.
hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Lalu apa perbedaan antara masyarakat di kota dan desa.
Sebenarnya dalam masyarakat perkotaan pun juga banyak dari kalangan masyarakat desa yang dikenal dengan kaum urban. Ada banyak faktor yang membuat masyarakat pedesaan hijrah ke dalam kota khususnya untuk mencari pekerjaan. Oleh karena itu kehidupan di kota lebih padat daripada di desa karena adanya urbanisasi, dan gaya hidup yang berubah disadari adanya. Ada 3 point penting yang akan dibahas yaitu gaya hidup, budaya dan juga, tipe masyarakat.
Masyarakat Perkotaan
Kata-kata yang pasti terlintas dibenak kita mengenai masyarakat kota yaitu kaya, mewah, elit, dan lain sebagainya. Padahal kenyataannya tidak selamanya seperti itu. Dalam masyarakat perkotaan pun masih didapati masyarakat kalangan bawah. Inilah imbas dari persepsi "hidup di kota lebih mudah", padahal kenyataannya tidak. Kepadatan penduduk juga menghinggapi masyarakat perkotaan, hal ini makin memperberat persepsi tersebut.
Gaya Hidup
Gaya hidup masyarakat perkotaan cenderung hedonis, diakibatkan oleh tuntutan hidup yang lebih mengarah ke gengsian. Biasa dialami oleh para kaum menengah (padahal untuk makan saja susah). Contoh hal ini seperti, lebih mementingkan kredit mobil ketimbang kepentingan pokok yang akhirnya berunjung ke pemakaian kartu kredit untuk membayar kebutuhan hidup (ngutang kok bangga) dan akhirnya munculah peribahasa lebih besar pasak daripada tiang. Berfoya-foya bukanlah hal yang tabu di perkotaan, bermewah-mewahan juga bukanlah barang langka disini, tapi tidak semua orang berperilaku seperti ini, masih banyak hal positif yang biasa dilakukan oleh masyarakat perkotaan seperti membentuk sebuah komunitas, ya hal ini sangat positif karena kita dapat saling bersilahturahmi dengan masyarakat lebih dekat dan dari hal ini juga kita mendapat banyak pengalaman dan ilmu dari komunitas apa yang kita ikuti.
Budaya
Dalam masyarakat perkotaan dikenal istilah akulturasi yaitu suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Dan pada akhirnya kebudayaan aslinya itu pun pudar dan atau bercampur dengan budaya lain. Ini disebabkan karena dalam masyarakat perkotaan banyak sekali budaya yang berkumpul dan akhirnya bercampur aduk menjadi sebuah gabungan budaya, dan juga banyaknya pengaruh dari luar karena adanya globalisasi, hal ini mengakibatkan tidak banyaknya kegiatan-kegiatan budaya yang sakral sebagaimana yang biasa dilakukan oleh masyarakat pedesaan.
Tipe Masyarakat Perkotaan
Hedonis, yaitu yang memandang bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Kemudian perilaku yang heterogen dan dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan serta berorientasi pada rasionalitas dan fungsi. Seperti yang kita tahu juga bahwa mobilitas sangat diperlukan dalam perkotaan oleh karena itu masyarakat perkotaan bersifat dinamik.
---------------------------------VS----------------------------------
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan identic dengan istilah ‘gotong-royong’ yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Masyarakat perkotaan dan pedesaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia. Dari hal ini dapat dilihat sebenarnya perkotaan dan pedesaan mempunyai keterikatan atau simbiosis yang saling menguntungkan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.